Pages

[RUSIA] Menginap di Kota Volgograd (Part 2)

Thursday, October 22, 2015


HARI KEEMPAT
Hari ini diajak jalan-jalan cukup di Volzhskiy karena тётя wanti-wanti ke Felix untuk membawa saya membeli souvenir berbau Volgograd. Saya sih dari pertama pasrah aja mau diajak kemana, secara Felix adalah orang lokal jadi dia pasti lebih tau tempat-tempat yang oke untuk dikunjungi. Tapi hari ini saya agak menyesali kepasrahan saya hahaha. Saya dan Felix sama-sama menyukai sejarah Soviet, tapi saya nggak selalu antusias kalau ke museum apalagi museum seni. Nggak pahaam.

Dengan menumpang mobilnya, kami berkeliling sampai tiba-tiba dia memarkir mobilnya di pelataran flat di pinggir Volzhskiy. Saat saya tanya tujuan kami, dia cuma cengar-cengir dan menyuruh saya mengikutinya. Dengan setengah hati karena cuaca yang benar-benar terik, saya mengekor di belakang dan berjalan sekitar 300 meter dari lokasi parkir. Nggak lama, eskpresi saya berubah norak saat melihat ada beberapa tank militer berwarna hijau berjejer di suatu lapangan.
Markir mobil? Aahh..biasa. Markir tank dong! Hahaha

Tapi waktu saya mau foto-foto, Felix malah menarik saya ke salah satu bangunan klasik bertembok batu-bata. Ternyata..tujuan utamanya adalah Картинная Галерея alias Galeri Seni alias Museum Seni. Sambil celingak-celinguk saya ikut masuk. Ya gimana nggak celingak celinguk, itu museum sepi banget mameen! Dan benar aja, saat itu cuma kami berdua pengunjungnya huahahaha.
Картинная Галерея
Setelah membeli tiket di lantai bawah, salah satu penjaga museum mendampingi kami. Iya, mendampingi dalam arti kata sebenar-benarnya. Setiap mau masuk ke salah satu ruangan, penjaganya buka kunci pintu ruangan dulu, nyalain lampu dulu, trus dia duduk deh di kursi dalam ruangan itu nungguin kita lihat-lihat. Waktu mau foto salah satu objek juga, penjaga museum itu langsung dengan entengnya mencomot objek yang mau difoto dan diletakkan di salah satu meja yang ada, setelah selesai langsung dikembalikan ke tempat semula. Pokoknya kaya museum pribadi hahahaha. Rasanya super awkward.
Museum ini hanya terdiri dari 2 lantai
Abaikan keberadaan saya.
Fokus ke dindingnya ya. DIN-DING-NYA, miris ya kondisinya..hiks






Kami berada di dalam museum sekitar 15 menit, mengunjungi sekitar 3 ruangan yang berisi berbagai lukisan berbau Soviet dan pamflet yang juga berasal dari jaman Soviet. Sementara Felix terlihat sangat antusias mencermati lukisannya satu per satu dan saya dengan muka lempeng cuma mondar-mandir potret sana potret sini untuk menghargai usahanya mengajak saya ke sini hehehe. Di akhir kunjungan, saya minta Felix untuk menanyakan ke penjaga museum itu kenapa museum ini sangat sepi. Para penjaga museum yang terdiri dari 3 ibu-ibu berusia sekitar 50-60 tahunan itu serentak menjawab, karena lokasi museum yang nggak strategis dan dana dari pemerintah pusat untuk memindahkan museum tersebut nihil. Yes, itu museum milik pemerintah lho. Tapi lokasinya emang di antah berantah banget. Felix aja sempat bilang, 20 tahun lebih dia di Volzskiy, dia baru kali itu mampir ke museum ini.

Dari Museum Seni, kami berkendara sebentar untuk mampir ke Museum Kepolisian, saya kira suasananya akan sama dengan Museum Seni, tapi ternyata ada beberapa pengunjung di Museum Kepolisian ini. Dan semuanya berumur lanjut hehehe. Mungkin mereka mau sekedar bernostalgia. Museum ini tergolong kecil dan benda-benda yang dipamerkan juga nggak terlalu banyak sehingga kami hanya sekitar 10 menit berada di sini.




Setelah dari Museum Kepolisian tersebut, kami sempat berkeliling Volzskiy lagi untuk berburu souvenir tapi apa daya, ini bukan kota wisata, yang dijual cuma bendera hahaha. Tadinya, sesuai amanat dari тётя, saya harus dibelikan bendera Soviet alias bendera komunis, ya kaliii deehh, bisa langsung kena ciduk di Indonesia. Akhirnya setelah ngotot-ngototan, Felix menyerah dan 'hanya' membelikan sebuah bendera Rusia tapi tetap dengan beberapa emblem Soviet hahaha. Terserah tuan rumah aja deh. Saya mah pasrah. Tapi ketar-ketir juga sih takut dikira kader komunis hehehe.

Menjelang sore, kami cuma duduk-duduk di taman kota, di sekitar di patung Lenin yang emang banyak tersebar di kota itu, sambil makan beberapa bungkus es krim karena cuaca di sana yang benar-benar panas dan juga mendengarkan cerita Felix tentang kotanya. Senang rasanya bisa mengamati kehidupan sehari-hari warga lokal dari dekat.

HARI KELIMA
Oh Nooo..Besok udah harus pulang! Jadi hari ini harus bisa pergi ke semua tempat yang direkomendasi oleh Felix. Setelah sarapan dan mampir sebentar ke cafe seperti biasa, kami pergi ke Volgograd lagi dengan menggunakan marshrutka. Itinenary hari ini adalah mengunjungi Museum Panorama dan berkeliling ke tempat-tempat bersejarah yang tersebar di Volgograd. Seperti biasa, setelah sarapan sampai kekenyangan, kami berangkat lebih pagi karena lusa kemarin kami telat sampai di Museum Panorama dan museum tersebut udah tutup, akibatnya...sampai rumah diomelin sama тётя karena terlalu siang berangkatnya hehehe.

Perjalanan selama hampir sejam dengan marshrutka dan sesampainya di depan Museum Panorama, kami segera membeli tiket masuk. Selain tiket masuk untuk pengunjung, kami juga harus membeli satu tiket tambahan untuk penitipan jaket karena pengunjung dilarang berkeliling museum dengan mengenakan jaket.
Tiket masuk Museum Panorama Volgograd
Tiket untuk penitipan jaket yang dibeli juga udah termasuk ijin untuk memotret benda-benda yang dipamerkan oleh pihak museum. Suasana Museum Panorama termasuk ramai, apalagi dengan kehadiran beberapa rombongan anak sekolah yang dipandu oleh gurunya masing-masing. Mereka yang sangat antusias agak membuat suasana sedikit semrawut tapi untungnya mereka nggak berteriak-teriak dan tetap tertib. Selain anak sekolah, saat itu juga ada lumayan banyak tentara Rusia yang berkunjung dan berkeliling museum. Duh pesonanya itu lho, sukses mengalihkan perhatian saya hehehe.

Salah satu objek paling menarik di Museum Panorama menurut saya adalah diorama pertempuran Stalingrad yang didesain sedemikian rupa untuk menceritakan tentang jalannya pertempuran tersebut secara kronologis. Lampu-lampu pada diorama ditambah narasi serta musik yang mencekam membuat para pengunjung terpaku di sana hingga beberapa kali pengulangan. Termasuk saya yang baru mau beranjak karena diingatkan oleh Felix bahwa kami harus cepat untuk bisa melihat objek lainnya. Secara keseluruhan, Museum panorama terdiri dari benda-benda militer jaman Soviet, perang dunia kedua, serta barang-barang pribadi para tentara pejuang seperti pakaian, perlengkapan tempur, hingga surat-surat pribadi yang ditujukan kepada keluarga mereka pada saat pertempuran berlangsung. Di sana juga banyak foto-foto tentara yang berasal dari berbagai wilayah Soviet, bukan hanya Rusia.
Aula di dalam Museum Panorama
Rekaaan gerbang kamp konsentrasi pasukan Jerman
Salah satu bagian miniatur suasana pertempuran Stalingrad.
Yang merah itu ceritanya bunker tentara dengan penerangan lilin
Etalase emblem tentara beserta foto pemiliknya
Lihat sesuatu yang janggal? Hehehe
Patung Churcill, Roosevelt, Stalin




Dibandingkan museum seni yang kemarin kami kunjungi, jelas saya lebih suka dengan museum ini karena benda-benda yang ditampilkan memang murni dari masa perang dunia kedua seperti tank militer, senjata, granat, meriam, serta pakaian-pakaian tentara dengan lubang peluru atau bahkan lengkap dengan noda darah. Mencekam tapi juga menarik.

Lokasi Museum Panorama juga bagus karena ada di tepi sungai Volga, dan dengan beberapa tank militer yang diletakkan di sekitar museum membuat pelataran museum menjadi tempat bermain anak-anak kecil.
Mari kita samarkan aja mukanya karena orangnya pemalu hehehe
Di depan Museum Panorama
Tank~ Tank dimana-mana~~
Pemandangan di depan Museum Panorama
Setelah dari Museum Panorama, kami langsung bergegas pulang karena selain saya harus packing untuk kepulangan besok siang, дядя alias ayahnya Felix udah menunggu di cafenya untuk makan malam bersama.

HARI KEENAM
Saatnya pulang ke Indonesia. Jujur, berat rasanya, saya terlanjur betah di sini. Terutama di Saint Petersburg. Di Volzhskiy yang membuat betah adalah kebaikan Felix dan keluarganya, kotanya sendiri nggak seramai Moskow atau Saint Petersburg pastinya bahkan di beberapa tempat terlalu sepi seperti kota mati karena emang Volzskiy adalah kota kecil yang dipenuhi toko-toko, mall kecil dan juga kawasan industri.

Volgograd sendiri walaupun merupakan salah satu kota besar di Rusia tapi tetap kalah ramai. Daya tariknya adalah museum-museum serta tempat bersejarah peninggalan Perang Dunia Kedua karena emang di kota ini pernah menjadi ajang pertempuran besar di masa lalu. Selain itu ada sungai Volga yang terkenal sebagai sungai terpanjang di benua Eropa. Dan nggak ketinggalan, Mamayev Kurgan sebagai landmark paling terkenal di Volgograd.

Pagi terakhir itu, saya bangun agak telat karena semalaman menonton film sambil berdiskusi sekaligus memantau tiket kereta dan mengobrol banyak bersama Felix. Di WhatsApp, Felix memberitahukan bahwa dia sedang mengantar ibunya ke cafe terlebih dahulu. Sambil menunggu saya pun mandi. Nggak lama, Felix datang dan kemudian membantu saya membereskan ulang isi koper karena tambahan kenang-kenangan dari Felix dan ibunya semalam. Akhirnya sarung yang masih baru saya berikan ke Felix. Saya lupa kalau sarung itu cuma ada di Indonesia (atau Malaysia, Brunei dan sekitarnya), Felix sempat mengira itu selimut hahaha. Saya langsung googling untuk mencari penjelasannya dalam bahasa Rusia dan memperlihatkan cara memakainya. Saat itu Felix juga meminta saya untuk mengganti kaos V neck yang saya pakai dengan kaosnya...jaman bocah hahaha. Karena menurutnya kerah saya terlalu rendah, padahal saya juga pakai tanktop sebagai daleman lho err..katanya takut memancing perhatian yg nggak diinginkan, kirain mereka udah kebal sama yang minim-minim hahaha.

Selesai beberes dan merapikan sofa bed tempat saya tidur beberapa hari ini, kami sarapan terlebih dahulu dan kemudian langsung menuju ke cafe untuk berpamitan dengan тётя. Pelukan perpisahan yang erat dari тётя jujur hampir membuat saya menangis. Rasanya seperti berpisah dengan keluarga sendiri. Tiba-tiba тётя meminjam tablet Felix dan langsung menghubungi salah satu tantenya Felix di Tajikistan melalui Skype. Saya yang lagi terharu langsung berubah panik, waduh! Muka lagi dekil karena beberapa hari kemarin jalan-jalan pas cuaca lagi panas kering. Tapi melihat saya melipir menjauhi kamera, тётя langsung menarik saya dan juga Felix untuk mendekat. Akhirnya dengan cengengesan awkward saya menyapa, duh mana tantenya cantik macem yang rutin perawatan lagi, terdampar keras harga diri saya rasanya hahahaha. Selesai mengobrol sebentar dan kembali berpamitan, kami langsung menuju Cafe tempat дядя, ternyata keluarganya di sana sedang lengkap, HORE! *ngumpet*

Oh iya, kalau suatu saat kamu mampir ke Volzskiy, silahkan sempatkan diri makan di cafe "Druzhba" ya, makanannya bersih, enak dan halal kok walaupun mereka juga menyediakan makanan berbahan daging babi tapi di dapurnya alat masak selalu dipisah karena pada dasarnya mereka Muslim. Selain sambusa, plov dan mantiy, ada juga makanan-makanan khas Rusia Selatan lainnya seperti sashlik (sate daging ala Rusia) serta kebab. Mau pesan antar juga bisa, Felix sendiri yang mengantar. Eh, kok saya jadi promosi gini ya? Hahaha, soalnya makanannya enak, nggak terlalu mahal dan ngangenin hikss..
Druzhba Cafe
Jam buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam.
Lokasinya di : Jl. Druzhba No. 113 B, Kota Volzskiy
Siang itu, ayahnya segera meminta sepupunya Felix untuk menyiapkan plov beserta teh hijau hangat untuk makan siang. Sia-sia saya memohon ke Felix untuk menyampaikan ke keluarganya bahwa saya masih amat sangat kenyang karena selama menginap bersama mereka, asupan makanan saya alhamdulilah sangat amat berlebih, mereka tetap menghidangkan plov ukuran besar, acar, roti, teh dan ditutup dengan kue tart. Luaarr biasah *nggak bisa bangun*. Selama makan, дядя memutar lagu-lagu India di laptopnya sambil sesekali membuat saya susah payah menahan tawa karena kelakuannya yang joget-joget sendiri mengikuti irama musik India. Gara-gara lagu itu akhirnya saya jadi ngerumpi tentang artis India yang eksis di Indonesia dengan Дядя hahaha.

Satu hal yang sempat membuat saya kelabakan malu adalah saat ayahnya Felix memberi saya uang untuk bekal jajan di jalan HAHAHAHA. Kayanya emang muka saya melas banget ya? Atau muka-muka terlantar gitu? Kirain cuma di Indonesia aja yang ada acara salam tempel, ternyata di sini juga hahaha. Selain itu mereka membawakan saya bekal beberapa sambusa dan jus kemasan, lengkap dengan gelas plastik serta tisu makan. Дядя juga berkali-kali mengulang nasihatnya untuk tidak turun dari bus saat bus berhenti untuk istirahat sejenak, beliau khawatir saya akan tertinggal *terharu* tau aja si om kalau saya orangnya sering gagal fokus hehehe.

Sebenarnya saya punya rencana awal untuk naik kereta aja ke Moskow supaya bisa lebih cepat, tapi Felix dan ayahnya berpendapat lebih praktis naik bus karena saya tinggal naik dari terminal bus di Volzskiy tanpa harus pergi ke pusat kota Volgograd. Sementara, тётя khawatir kalau saya malah akan bingung saat naik bus, dan sepertinya lebih aman kalau saya naik kereta. Setelah sempat membuat keluarga tersebut debat satu sama lain *aduh maaafff..saya emang tamu yang kurang asem yaa..huhuhuu* akhirnya diputuskan saya lebih baik naik bus aja, dan dipilihkan bus antar kota yang bernama Diana Tour. Bus ini beroperasi untuk rute dari Volzskiy dan Volgograd dengan tujuan Moskow.

Lagi-lagi, mereka terbukti sangat baik, saya dibeliin tiket busnya! Ahahahah. Waktu saya ngotot untuk mengganti uangnya pun, Felix menolak mentah-mentah karena titah dari sang ayah hehe. Bahkan дядя beberapa kali bertanya serius apakah saya udah punya tiket pulang atau belum hahaha, ada apa siih sama muka sayaa? Kami pun pergi ke salah satu agent bus terdekat untuk mengecek ketersediaan tempat duduk serta harga. Prosedur pembelian tiket bus cukup ringkas, calon penumpang cukup memilih jadwal keberangkatan yang tersedia (biasanya ditempel di depan loket) dan memberikan passport yang masih berlaku untuk dimasukkan ke dalam sistem mereka. Calon penumpang juga bisa memilih lokasi tempat duduknya selama masih tersedia. Busnya juga bersih dan nyaman. Kekurangannya cuma 1, mereka hanya berkomunikasi dalam bahasa Rusia hehehe.

So, here it is the ticket~
Tiket Diana Tour. Informasi yang tercantum sangat lengkap.
Tapi sayangnya hanya dalam bahasa Rusia.
Diana Tour
Jadwal berangkat dan tiba tercantum jelas di belakang tiket
Felix mengantar saya sampai terminal bus Volzskiy yang juga terintegrasi dengan stasiun. Sesaat sebelum bus berangkat, Felix meminta tolong kepada sopir bus untuk menurunkan saya tepat di Paveletskiy Vokzal dan serta juga memberitahukan bahwa saya tidak fasih berbahasa Rusia, jadi kalau ada apa-apa tolong dijelaskan dalam bahasa Inggris, hehehe. Bagaimanapun, ternyata saya tetap merasa kehilangan saat bus mulai berjalan. Saya kepalang betah dan Felix serta keluarganya benar-benar menjamu dengan sangat baik. Mungkin nanti saya akan kembali lagi, semoga dan segera :)

Di dalam bus, semua penumpang duduk sesuai dengan nomor yang tertera pada tiket masing-masing. Awak bus terdiri dari 3 orang yaitu 1 sopir, 1 kondektur yang bertugas memeriksa tiket serta mengumumkan halte pemberhentian dan 1 orang perempuan muda yang bertindak seperti pramugari kalau di pesawat yaitu membagikan snack, menawarkan minuman seperti teh, jus atau kopi dan melayani permintaan penumpang lainnya. Semuanya, cuma-cuma karena sudah termasuk dalam harga tiket.
http://dianatur.ru/images/cms/data/avto/990_3.jpg
Bus Diana Tour
http://dianatur.ru/images/cms/data/avto/990_2.jpg
Dengan konfigurasi 2-2, bus ini cukup nyaman walaupun leg room yang ada agak sempit
Oh iya, penumpang bus bisa membawa hewan peliharaan lho asalkan diamankan dalam wadah tertutup, eh maksudnya dalam kandang khusus. Entah bagaimana prosedurnya, tapi saat itu ada seorang penumpang yang membawa kucing di dalam pet cargo serta ada sepasang suami istri yang membawa anjing ukuran medium di dalam kandang besi. Ukuran medium booook, mantap ya hahaha. Penumpang lainnya saya perhatikan, nggak terlihat terganggu walaupun saat malam tiba, si kucing sibuk mengeong dan anjing di dalam kandang itu grasak-grusuk sendiri sambil sesekali menggonggong pelan. Jadi kalau kamu punya phobia terhadap hewan peliharaan, ada baiknya cross-check dulu saat membeli tiket ya supaya nggak tiba-tiba menjerit di dalam bus hehehe.

Sepanjang perjalanan, bus akan berhenti untuk isi bensin dan juga istirahat sejenak sekitar 5-10 menit. Sebagai orang asing, lebih bijak kalau kita tetap berada di dalam bus daripada tertinggal. Pemberhentian busnya sendiri mirip seperti pemberhentian bus di Indonesia jalur mudik ke Jawa hahaha. Ada penjual makanan dan minuman, toilet umum, rumah makan, dll.
Pemberhentian bus
Setelah perjalanan lumayan lama yang membuat tulang ekor kaku (please deh, namanya juga bus, bangkunya nggak ada recliner-nya hihihi) serta menembus kabut yang sangat pekat di pagi hari (beneran pekat sampai saya sempat berpikir jangan-jangan saya udah matiii, soalnya benar-benar putih semuaa di sekeliling bus, dan semua penumpang masih tidur pulas hahaha), bus sampai di Moskow sekitar jam 10 pagi, sangat tepat waktu. Cuaca Moskow saat itu lumayan mendung dan saya harus berjalan dari pemberhentian terakhir bus ke Paveletskiy Vokzal hanya dengan mengikuti penumpang lain atau insting aja karena beberapa orang nggak benar-benar ke Paveletskiy Vokzal. Yup, betul sekali pemirsaah, bus nggak benar-benar berhenti di depan Paveletskiy Vokzal, tapi sekitar 15 menit jalan kaki dari tempat bus berhenti, kalau nggak ngikutin penumpang lain, bisa dipastikan saya bakalan nyasar. Karena beberapa kali menyeberang jalan, belok-balok sana sini. Selain itu kalau nggak ditanya, awak bus nggak akan menginformasikan kita harus kemana untuk mencapai Paveletskiy Vokzal, anggapannya adalah semua penumpang udah paham. Dan di depan gerbang pemberhentian terakhir bus, udah berjejer belasan sopir taksi yang mencegat untuk menawarkan jasanya.

Suasana Moskow yang minim petunjuk jalan dalam bahasa Inggris (dalam bahasa Rusia aja nggak begitu banyak..) bagi orang asing emang rasanya menyulitkan perjalan dan menambah level stress para traveller. Tapi asalkan kita nggak panik, dan mau mengamati sejenak suasana sekitar, saya rasa semua akan baik-baik aja kok. Jangan takut untuk bertanya walaupun dalam bahasa Inggris (dan walaupun kemungkinan untuk dicuekin besaar hahaha), tapi tetap waspada juga kepada siapa kita bertanya ya untuk mengantisipasi hal-hal yang nggak diinginkan.

***

Sesampainya di Paveletskiy Vokzal, saya bergegas untuk langsung naik ke salah satu Aeroexpress yang standby di sana. Kebetulan tinggal sekitar 5 menit lagi keberangkatannya sedangkan kalau menunggu yang berikutnya bisa sekitar 10-15 menit kemudian. Lagipula Aeroexpress selalu kosong kok, nggak usah takut berdiri sepanjang perjalanan hehehe. Seperti waktu tempuh dari Domodedovo Airport ke Paveletskiy Vokzal, perjalanan balik ini juga memakan waktu sekitar 45 menit.

Anyway, bukan saya namanya kalau nggak melakukan kecerobohan. Iya, saya ternyata melakukan kebodohan saat membeli tiket Aeroexpress melalui mobile app. Mungkin karena malam sebelumnya, beli tiketnya sambil ngobrol dan ketawa-ketawa bareng Felix, akhirnya saya jadi nggak konsentrasi dan salah pilih tanggal. Huhu. Itu lah yang membuat saya nggak bisa melewati tapping gate saat akan keluar dari peron Aeroexpress menuju Domodedovo Airport. Setelah diperiksa oleh petugas stasiun ternyata kesalahan ada di tanggal tiket saya dan otomatis hangus. Untungnya di peron tersebut terdapat beberapa mesin penjual tiket. Alhasil, pengeluaran saya jadi double untuk sekedar bisa keluar dari peron.
Print out ticket Aeroexpress jika kita membeli langsung di mesin tiket
Seakan belum cukup kecerobohan saya, setelah beberapa langkah keluar dari stasiun memasuki airport, saya baru sadar..salah satu jaket saya yang belum pernah dipakai itu ketinggalan di bagasi bus! Aduuh..saya pun kelabakan menelepon Felix untuk meminta tolong menghubungi agent bus dan membantu memeriksa kalau jaket saya masih ada di sana. Felix pun meminta saya mengambil foto tiket busnya serta segera menanyakan ke pihak agent. Salut, keesokan harinya Felix mengirimkan foto dengan girangnya, karena jaket saya udah teronggok nyaman di mobilnya. Yep, pihak bus langsung mengembalikan barang yang tertinggal itu saat Felix menanyakannya. Я тебя люблю deh ah (cari sendiri ya artinya hehehe)! Hahaha.
Horeee! Tunggu aku untuk menjemputmu yaaa, hihihi
Di airport lobby, karena waktu check-in masih sekitar 3 jam lagi, saya cuma bisa duduk manyun sambil menghabiskan makanan dan minuman yang dibawakan oleh keluarganya Felix sambil sesekali berkeliling dan juga menukarkan rubel ke USD karena di Indonesia bakalan susah untuk jual rubel. Oh iya, hati-hati ya saat mau menukarkan uang walaupun di airport. Saat itu, saya sempat dihampiri seorang laki-laki dengan jubah panjang dan topi yang agak menutupi mukanya, dia menawarkan USD dengan rate yang katanya lebih bagus daripada yang ditawarkan money changer di dalam airport. Nekatnya, dia menawarkan seperti itu saat saya sedang mengantri di money changer. Petugas money changer sendiri terlihat seperti tidak peduli dan memilih sibuk melayani seorang perempuan paruh baya yang sedang bertanya (bukan sedang menukar uang ya). Laki-laki ini berulang kali membujuk saya untuk menjual rubel kepadanya. Kewaspadaan saya sendiri langsung melonjak karena itu saya juga berulang kali menolak. Anehnya setelah (mungkin) dia lelah membujuk saya, perempuan paruh baya yang sedang ada di loket money changer tadi langsung ikut pergi bersama laki-laki itu. Ummm..komplotan kah? Well..don't know for sure. Tapi tetap waspada ya..

Akhirnya setelah menunggu dengan bosannya di lobby Domodedovo Airport, tiba giliran saya untuk check-in, segera saya menghubungi Felix untuk pamit. Suasana airport yang ramai untungnya bisa mengalihkan air mata saya yang hampir jatuh. Rasanya seperti meninggalkan keluarga. Okesip, maaf mungkin saya yang agak lebay, hahaha.

Semoga tulisan ini bisa memberi gambaran suasana bertamu ke warga Rusia lokal yang kaya akan budaya dan tradisi :)

See you soon Russia, I'll be back to explore you more!

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS