Pages

(RUSIA) Saint Petersburg, I'm In Love! (1)

Monday, June 29, 2015

Kalau boleh memilih kota yang ingin saya kunjungi lagi dan lagi atau bahkan menetap, maka jawaban saya hanya satu : Saint Petersburg. Kota cantik yang ramai oleh turis domestik dan mancanegara ini benar-benar membuat saya jatuh cinta setengah mati terlepas dari fakta banyaknya copet (bahkan ada tukang todong juga) di sana. Kota ini sendiri pernah berganti nama sebanyak 3 kali yaitu Saint Petersburg, Petrograd, Leningrad dan kembali menjadi Saint Petersburg. Saat ini Saint Petersburg merupakan kota terpopuler serta terpadat di Rusia setelah Moskow.

Kota ini berbatasan langsung dengan Finlandia dan dulu juga pernah menjadi ibu kota pada masa kekaisaran Rusia. Dan Tsar Rusia pada saat itu yang bernama Peter the Great berniat menjadikan Saint Petersburg sebagai kota yang bisa menandingi kota-kota besar di Eropa seperti Perancis dan Belanda. Hasilnya bisa terlihat dari bangunan-bangunan berarsitektur Rennaisance yang mendominasi kota ini serta adanya kanal-kanal seperti di kota Amsterdam, Belanda; walaupun berukuran lebih kecil, dan tidak lupa bangunan-bangunan istana di Saint Petersburg, misalnya Istana Musim Dingin atau Зимний Дворец (Zimniy Dvorets atau Winter Palace) yang menyerupai istana di Perancis seperti istana Versailles. Arsitektur bangunan lainnya pun benar-benar terkesan seperti bangunan klasik di negara-negara Eropa Barat. Pendeknya, mempesona! Bahkan kota ini telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Saint Petersburg, Russia

Oh iya bagi yang ingin melihat suasana Saint Petersburg secara live alias real time, bisa mengunjungi situs VPiter.com, di situs itu kita bisa memilih area yang ingin kita lihat. Selain itu, kota ini juga menyediakan koneksi Wi-Fi gratis di area publik dengan nama SPb Free Wi-Fi. Jadi kalau mampir ke kota ini, jangan lupa mengaktifkan Wi-Fi ya saat di luar ruangan, kecepatannya terbilang oke kok. Lumayan kan untuk menghemat paket internet hehehe.
Situs VPiter.com
***

Saint Petersburg memiliki 1 bandara yaitu Pulkovo (Kode IATA : LED) yang melayani penerbangan domestik dan internasional, tapi saya tiba di Saint Petersburg pada tanggal 12 Mei 2015, dengan menggunakan kereta jarak jauh. Itu merupakan pengalaman pertama kali menggunakan kereta jarak jauh Rusia bagi saya. Secara keseluruhan sih oke walaupun hanya membeli tiket сидящий atau duduk. Susunan tempat duduknya 2-2 berhadapan dengan meja yang agak besar di tengahnya. Harga tiketnya tidak sampai 900 rubel dan perjalanan dari Moskow ke Saint Petersburg memakan waktu hampir 9 jam tapi karena saya memilih kereta malam yang berangkat pukul 10 jadi saya langsung tidur setelah beberapa saat duduk di kereta.

Teman saya yang akan menjemput di Saint Petersburg sempat mewanti-wanti lewat e-mail "Di kereta jangan mau diajak ngobrol sama Orang Selatan atau orang Rusia alay ya! Hati-hati!", ya kurang lebih seperti itu. Saya yang mulai tenang jadi agak panik sendiri akhirnya. Tapi untungnya yang dikuatirkan nggak kejadian. Emang sih dari 4 kursi berhadapan itu saya satu-satunya perempuan. 3 penumpang lainnya laki-laki muda sekitar umur 22-28 tahun, bahkan penumpang laki-laki di depan saya persis ternyata ganteng mirip model-model di majalah #mulaisalahfokus. Sebelah saya seorang Rusia asli, keliatannya lebih muda dari saya dan sepanjang jalan tidur-tidur ayam dan pilek. Depannya juga orang Rusia asli sekaligus keliatan agak sangar dan sepanjang perjalanan minum vodka tapi malah dia yang mau membantu saya menurunkan koper dari atas bagasi saat mau turun, padahal ketika itu dia sebenarnya udah mabok! Hahahaha. Kayanya tatapan melas merana saya mempan buat hal beginian. Di perjalanan kami semua nggak bicara apapun. Bagus lah, daripada saya pusing gelagapan menjawab pertanyaan ini itu, hehehe.

Kereta yang saya tumpangi mengakhiri perjalanannya di stasiun Ladozhskiy (Ладожский вокзал / Ladozhskiy Vokzal). Umumnya, stasiun besar yang melayani perjalanan dengan kereta jarak jauh adalah Ladozhskiy Vokzal (Ладожский вокзал) dan Maskovskiy Vokzal (Московский Вокзал). Keduanya sama-sama berada di tengah kota dan sama-sama terintegrasi dengan stasiun metro sehingga mudah menjangkaunya. Tepat pukul 6 pagi saya sampai dan bergegas menuju ke lobby stasiun tanpa sempat foto-foto suasana sekitar karena ternyata udara pagi itu sangat dingin sampai-sampai saat bernapas pun orang-orang mengeluarkan uap, walaupun tetap sih koper yang berat tetap membuat saya berkeringat. Huh. Kira-kira suasana stasiun Ladozhskiy seperti foto berikut ini :
Gambaran suasana Ladozhskiy Vokzal
Teman saya, Junita, ternyata udah standby tepat di depan pintu masuk stasiun. Setelah ritual perempuan yaitu cipika-cipiki, kami pun langsung menuju ke stasiun metro setelah sebelumnya membeli жетоны (zhetony) alias koin yang digunakan sebagai tiket metro. Saya langsung membeli 10 buah zhetony karena rasanya malas untuk bolak-balik ke loket tiket saat mau pergi kemana-mana walaupun pada akhirnya ternyata saya cuma memakai 3 buah zhetony saja pemirsa. Ini semua dikarenakan lokasi hostel saya yang dekat dari mana-mana jadi cukup jalan kaki atau paling maksimal naik bus kota (автобус / avtobus).
Koin metro di Saint Petersburg
Pagi itu suasana jalanan dan sekitarnya masih sepi karena umumnya masyarakat Rusia baru memulai aktivitas sekitar pukul 8 pagi dan serius deh, suara roda koper saya jadi perusak suasana yang damai itu hahaha. Perjalanan menuju hostel menjadi perjuangan sendiri karena lokasinya yang (ternyata) agak tersembunyi walaupun di belakang Nevsky Prospect (Невский проспект / Nevsky Prospekt) persis (cuma sekitar 100 meter dari jalan utama Nevsky Prospect). Kami sempat berputar-putar sambil bolak-balik bertanya ke orang yang lewat dan memelototi Google Maps, apesnya mereka pun kurang begitu paham letak pastinya. Akhirnya teman saya menelpon ke hostel, 1-2 kali nggak diangkat, ketiga kalinya akhirnya ada yang ngangkat tapi dengan suara baru bangun tidur.

Setelah mendapat petunjuk dari si administrator hostel, kami pun langsung bergegas menuju lokasi yang diarahkan. Kami melewati sebuah gerbang dan memasuki semacam pelataran parkir, dengan percaya diri kami menuju salah satu pintu tapi disitu nggak tercantum nama hostel yang saya booking. Saat mondar-mandir nggak karuan sambil mengecek pintu satu persatu itulah tiba-tiba seorang kakek muncul dari salah satu flat dan meneriakkan sesuatu. Dalam hati saya "Waduh jangan-jangan dia senewen karena kita mondar-mandir dan koper saya berisik", tapi saya lihat Junita malah menanyakan beberapa hal dan setelah itu tersenyum sambil bilang terima kasih, lalu dia mengajak saya keluar dari pelataran itu. Saya jadi penasaran, tapi kata teman saya, kakek tadi itu bertanya kenapa kami mondar mandir, sebenarnya lagi cari apa? Dan setelah teman saya menjawab bahwa kami sedang mencari hostel dengan alamat Italyanskaya Ulitsa No. 12, si kakek langsung berkata bahwa jalan itu ada di balik pelataran ini, cukup berjalan ke gerbang di sebelah gerbang ini dan kalian udah sampai. Oh ya ampun ternyata si kakek itu cuma bertanya, bukan marah-marah. Begini nih nasib kalau nggak fasih bahasanya.
Lokasi Italyanskaya No. 12 itu ada persis di seberang bangunan berwarna biru ini!
*lega*
Italyanskaya Ulitsa No. 12.
Gerbang menuju hostel.
Ternyata emang lokasi hostelnya ada persis di balik pelataran yang sempat kami masuki. Di depan gerbang pun ada tertempel nama Hostel Architector dengan ukuran cukup besar dan berwarna warni. Cukup eye-catching sebenarnya cuma masalahnya kami datang dari arah yang salah jadi tanda itu nggak kelihatan dan malah nyasar kemana-mana. Junita pun langsung membantu untuk menanyakan kode masuk ke flat tersebut lewat semacam intercom yang tertempel pada pintu. Untungnya si administrator nggak langsung tidur lagi hehehe. Setelah menaiki beberapa anak tangga, kami sampai di depan pintu besi bertempelkan nama Hostel Architector dan saat masuk saya langsung merasa sangat amat lega. Apalagi saat melihat suasana hostelnya yang terang, bersih, rapi, modern dan ternyata emang sangat nyaman. Pokoknya saya nggak pernah merasa selega itu selama ini *lebay*. Untuk review hostelnya, bisa dibaca di tulisan saya berikutnys yang berjudul (RUSIA) Architector Hostel, Penginapan Cozy di Saint Petersburg.

***

Selesai meletakkan barang-barang, kami langsung lanjut jalan lagi. Berhubung Junita ada jadwal kuliah pagi itu, jadi kami hanya pergi sarapan ke semacam kafe (kalau di Indonesia mungkin semacam warteg atau rumah makan padang kali yaa) bernama Столовая № 1 (dibacanya kira-kira "Stalovaya namer ajin") yang terletak di pinggir jalan serta berhadapan dengan Грибоедов Каналы (Griboyedov Kanaly atau Kanal Griboyedov). Ada beberapa macam pilihan makanan khas Rusia yang diletakkan di dalam lemari kaca, jadi sistemnya kita tinggal tunjuk makanan yang kita mau dan memberikan piring kita untuk diisi. Ada nasi juga tapi nasi kari, dan berbagai macam salad. Minumannya ada ginger tea, kopi hitam dan macam-macam soda. Karena saya nggak tau rasa makanannya jadi saya asal tunjuk dan hasilnya nasi kari, telor mata sapi setengah matang (yang ternyata ada roti di bawahnya), dan сырники (syrniki semacam keju olahan khas rusia, makanan ini jadi semacam jebmen buat saya alias jebakan betmen soalnya rasanya nggak asin seperti keju pada umumnya, tapi manis agak asam. Sebenarnya sih teman saya ini udah mengingatkan, jangan berharap rasanya seperti keju yang di Indonesia tapi emang saya makhluk ngeyel, saya pikir toh nggak akan beda jauh kalau emang sama-sama keju. Tapi ternyata RASANYA JAUH BANGET BANG) sekaligus minuman soda Pepsi. Sedangkan Junita cuma mengambil sepotong kue tart cokelat yang kelihatan jauh lebih enak daripada sarapan saya. Uh, emang rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau ya daripada rumput sendiri. Sigh.
Kira-kira seperti ini penampakannya, karena nggak sempat foto.
Tapi kayanya sama persis deh hehehe
Sebenarnya ada pilihan lain yang menggoda saya, yaitu telur dadar yang dibentuk bulat tebal dengan campuran daging tapi sayangnya daging yang digunakan adalah daging babi jadi otomatis saya harus rela nggak makan itu. Pilihan saladnya juga ada sekitar 5 jenis tapi lagi-lagi saya nggak berani coba karena kata teman saya rasanya bakalan aneh bagi yang belum terbiasa dengan cita rasa makanan Rusia. Makan di Stolovaya biasanya nggak mahal, saat kemarin saya makan berdua dengan teman saya, totalnya nggak sampai 200 rubel atau nggak sampai 50,000 rupiah. Itu bukan nggak mahal lagi, tapi murah banget. Cuma ya itu, lidah harus gampang beradaptasi dan nggak kagetan kaya lidah saya.

Setelah sarapan dengan menu yang agak janggal itu, kami langsung pergi menuju ke Дом Книги (Dom Knigi) untuk membeli peta kota, niat teman saya adalah supaya saya nggak nyasar kalau jalan-jalan sendiri, bahkan dia sempat mengajarkan cara melihat petanya. Tapi emang dasarnya saya sangat payah dalam membaca peta, bahkan dengan peta yang dibeli di Dom Knigi itu, ditambah aplikasi Google Maps dan 2GIS city maps, SAYA TETAP NYASAR! *nangis*. Padahal itu tepat setelah saya dan Junita berpisah karena dia harus pergi ke kampus sementara saya memutuskan untuk kembali ke hostel untuk beberes, mandi dan istirahat. Saya jalan berputar-putar tanpa tau arah sekitar 3 jam. TIGA JAM PEMIRSA, luar biasa bukan untuk seseorang yang sebenarnya punya peta dan Google Maps?!

Saya sempat bertanya sekitar 5-6 kali ke orang lewat, tentunya dengan bahasa Rusia yang belepotan sisa-sisa ingatan jaman kuliah dulu. Saya sampai ngobrol sama diri saya sendiri saking stressnya. Dan saat akhirnya sampai di hostel, saya nggak pernah merasa selega dan seaman itu. Saya langsung mandi dan masuk ke dalam selimut. Saking kapoknya nyasar, saya sampai berniat nggak mau kemana-mana lagi kalau nggak ada yang nemenin. Tapi toh niat tinggal niat. Rasa ingin menelusuri kota cantik ini membuyarkan segala ketakutan saya *ceileehhh bahasanya*.

Hari pertama itu emang saya cuma istirahat di kamar hostel, mengecas semua peralatan elektronik dan leyeh-leyeh sambil berkomunikasi dengan Junita melalui email karena baru sekitar seminggu sebelumnya dia kehilangan dompet, ponsel dan kameranya di sebuah gerai cepat saji di kota Saint Petersburg. Sekarang tau kan kenapa harus amat sangat waspada disini? Bahkan orang yang udah bertahun-tahun di sini aja masih bisa kecopetan apalagi turis asing yang baru beberapa hari di sini dan belum tau situasi?

Untuk lebih teratur, jalan-jalan berikutnya saya tulis per hari ya :)

***

...bersambung ke (RUSIA) Saint Petersburg, I'm In Love! (2)

5 comments:

  1. hallo...
    saya mau tanya..
    stasiun utama d moscow apa namanya, dan di saint petersburg?
    dan harganya berapa?
    saya masih ada sedikit kebingungan.
    klo boleh saya tahu linknya untuk booking kereta moscow ke saint petersburg.
    terima kasih. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak,
      Ada beberapa stasiun utama di Moskow dan St. Petersburg, detailnya bisa langsung dibaca di web di bawah ini :

      Moscow Train Stations
      http://waytorussia.net/Moscow/TrainStations.html

      St. Petersburg Train Stations
      http://www.russiantrains.com/en/page/st-petersburg-stations

      Untuk tarif, jadwal, booking dan sebagainya bisa langsung dicek di official website Russian Railways : eng.rzd.ru

      Sekedar saran, kalau dari Moskow ke SPB baiknya booking kereta Sapsan aja untuk mempersingkat waktu, sekaligus karena jauh lebih nyaman daripada kereta biasa :) Terima kasih udah mampir~

      Delete
  2. Semoga saya bisa menjejakkan kaki di Red Square Moscow dan St.Peterburg. Thanks atas info perjalanan. ✌ salam kenal.

    ReplyDelete
  3. Saya ada rencana mau ke moskow dan st peterburg dengan dua anak perempuan dan satu laki. Kondisi keamanan di dua kota ini gimana ya? Saya tahun 2000 pernah ke moskow, tapi waktu itu tugas dan hanya tiga hari. Anak saya yg perempuan agak ketakutan krn waktu akhir tahun lalu jalan2 di paris beberapa kali ketemu copet? terima kasih mbak...

    ReplyDelete
  4. Halo.. mau tanya nih. saya lagi bingung kalo naik kereta pilih yang mana. kalo yang duduk, masih nyaman ga buat tidur? ada foto dalem keretanya ga? kalo ada boleh dikirim ke agung.d.rendra@gmail.com? Makasih :D

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS