Pages

(RUSIA) Saint Petersburg, I'm In Love! (2)

Monday, June 29, 2015

HARI KEDUA : Cuma di Hostel

Hari kedua ini dengan sukses saya cuma di kamar hostel (lagi). Bukan malas, bukan sakit. TAPI KOPER SAYA NGGAK BISA KEBUKA! *nangis*. Sampai saat ini pun, saya masih nggak paham kenapa koper itu bisa ngadat nggak bisa dibuka. Padahal baru beli beberapa hari lalunya di Moskow sebagai pengganti koper yang rusak. Eh..yang ini bermasalah juga. Kuncinya sih masih bagus, kodenya juga saya masih ingat tapi entah kenapa nggak bisa dibuka. Saya sadar koper bermasalah jam 6 pagi saat akan mandi dan siap-siap ikut free city tour yang saya jadwalkan untuk hari itu pukul 10.00 pagi. Tapi saya reschedule karena sampai jam 09.30 pagi masih nggak bisa kebuka. Selama berjam-jam setelah itu, saya coba gonta-ganti kode kopernya sekian puluh kali sambil googling sekaligus cari solusinya di YouTube. Hasilnya? Nihil. Akhirnya koper bisa dibuka sekitar jam 2 siang setelah saya congkel kunci kopernya dengan menggunakan jepit rambut saya yang paling 'kekar' saking desperate-nya. Setelah koper terbuka saya langsung ambil peralatan mandi dan baju ganti kemudian bergegas ke kamar mandi. Waktu itu saya pikir mungkin bisa jalan-jalan santai ke Dom Knigi untuk belanja souvenir atau yah ngapain kek asal jangan cuma di kamar.

Tapi kelihatannya hari itu hari sial saya.

Selesai mandi, saya baru sadar saya lupa bawa kunci akses kamar! OMG. Mana saya nggak bawa sisir dan habis keramas, jadi rambut masih diuntel-untel handuk, muka masih polos tanpa make-up, kusut deh pokoknya. Celingak-celinguk ke meja resepsionis, nggak ada administratornya. Cuma ada salah satu tamu perempuan yang lagi masak di pantry. Dengan canggung (sekaligus tengsin), saya pun coba bertanya dengan bahasa Rusia seadanya, kalau-kalau dia melihat administratornya, ternyata dia bilang administratornya lagi pergi keluar sebentar. Ya sudah, akhirnya saya cuma mondar-mandir di ruang TV, lihat-lihat menu untuk delivery service pizza dan sushi yang diletakkan di meja resepsionis, lihat-lihat kartu membership sebuah perusahaan taksi yang bisa digunakan oleh para tamu untuk memesan taksi dan akan mendapat diskon, dll. Tiba-tiba setelah sekitar 15 menit nggak jelas juntrungannya, tamu tersebut minta saya menunggu di situ dan dia lari ke luar hostel, sekitar dua menit kemudian dia masuk dan berkata kalau saya beruntung karena administratornya sedang tidak jauh dari hostel dan akan segera kembali. Wah ternyata tamu ini baik banget sampai mau bantu mencari si administrator! Alhasil hari itu saya nggak kemana-mana sama sekali karena udah nggak mood gara-gara dua insiden yang menyita waktu itu dan cuma beberes isi koper sekaligus beristirahat.

***

HARI KETIGA : The Hermitage dan Kuliner Georgia

Setelah hari kedua yang cuma leyeh-leyeh, di hari ketiga saya memiliki jadwal Free City Tour dengan meeting point atau titik pertemuan di Alexander Square yang berada di depan bangunan Эрмитаж (Ermitazh alias The Hermitage) pada pukul 09.45 pagi. Эрмитаж ini adalah sebuah bangunan dengan arsitektur Renaissance yang difungsikan sebagai museum. Koleksinya sangat amat banyak dan beragam, mulai dari koleksi Rusia masa kekaisaran, Yunani masa Romawi Kuno sampai Mesir. Iya, Mesir. Agak random sih ya, masa jauh-jauh ke Rusia ketemunya mumi sama patung dewa Yunani, tapi oke juga kok. Semua koleksi memiliki keterangan yang menjelaskan nama, asal usul dan sekaligus sejarahnya. Keterangan itu ada ada yang hanya dalam bahasa Rusia tapi banyak pula yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris.
Alexander Square
Sialnya, sampai jam yang ditentukan saya masih nggak ketemu sama tour guide dari Free City Tour itu walaupun saya udah menghubungi ke kantornya dan mondar-mandir di tengah Alexander Square. Karena udah kepalang tanggung berada di Эрмитаж, saya pun nekat masuk ke museum untuk berkeliling sendiri. Garing, garing deh. Pantang pulang sebelom dapat foto, huh. Harga tiket masuk ke Эрмитаж untuk turis dewasa biasa seharga 600 rubel sedangkan untuk pelajar mendapat potongan harga sebesar 50% dengan menunjukkan kartu identitas pelajar. Pengunjung dapat membeli tiket di loket dengan mengantri panjang pastinya, atau dengan menggunakan mesin tiket secara mandiri dengan memasukkan lembaran uang kertas ke dam mesin. Herannya, hampir kebanyakan orang Rusia sendiri memilih untuk mengantri daripada menggunakan mesin tiket. Kebanyakan yang menggunakan mesin tiket adalah pengunjung yang akan masuk bersama tour guide mereka. Jauh lebih cepat dan praktis sekaligus tanpa antri. Saya sendiri baru sadar ada mesin tiket setelah ada di tengah antrian dan ternyata emang nggak punya lembaran rubel cukup karena belum ke money changer. Setelah mengantri sekitar 15 menit akhirnya dapat juga tiketnya. Karena area loket yang lumayan kecil, suasana agak semrawut walaupun dilakukan sistem buka tutup pintu untuk antrian tiket.
Winter Palace (Зимний Дворец / Zimniy Dvorets)
Atau biasa disebut sebagai Museum Ermitazh
Di Saint Petersburg, kebanyakan tempat wisata (katedral dan museum) menggunakan electronic gate untuk scanning tiket. Pengunjung cukup menempelkan barcode yang tercantum di tiket dan secara otomatis pintu terbuka. Эрмитаж menyediakan penyewaan kursi roda bagi pengunjung yang berkebutuhan khusus dan tempat penyewaannya terletak persis di sisi electronic gate. Setelah pintu masuk, terdapat lumayan banyak tempat duduk sebelum memasuki area koleksi museum. Di situ pengunjung juga bisa mengambil peta museum yang tersedia dalam bahasa Rusia, Inggris, Jerman, dan Perancis secara gratis. Dengan peta tersebut pengunjung bisa memilih area mana dulu yang akan dikunjungi karena museum yang begitu luas. Selanjutnya biarkan foto yang bercerita :)
Tangga Memasuki Area Koleksi Museum Ermitazh
Salah satu ruangan utama di Ermitazh


Patung Dewi Nike, Goddess of Victory





Salah satu koleksi di Ermitazh





Kabarnya sih koleksi patung burung ini dilapisi emas asli :o


Setelah puas (tepatnya bosan sih, karena cuma berkeliling sendiri, jadi sepanjang waktu di museum saya cuma pasang tampang sok asyik sambil baca-baca keterangan dari koleksi museum sambil sesekali foto. Mau selfie pun jadi salah tingkah sendiri. Jangan deh, pokoknya jangan pernah ke museum sendirian, sepi cyin nggak ada yang fotoin, hahaha) menjelajahi Эрмитаж, saya pun segera keluar dan mencari makanan karena udah jam makan siang. Tadinya sih mau ke Stolovaya tapi takut makanannya nggak cocok, akhirnya (lagi-lagi) ke restoran fast food, Бургер Кинг alias Burger King :D. Enaknya makan di Burger King sini adalah minumannya bisa refill sesukanya! HORE!

Sempat kembali ke hostel untuk istirahat sebentar, ke toilet, dll dan lalu janjian dengan Junita di depan Dom Knigi untuk berjalan-jalan sore harinya. Niat awalnya mau makan di restoran Cina atas rekomendasi teman saya itu karena saya benar-benar ngidam sesuatu yang bercita rasa Asia. Tapi emang dasarnya manusia sering nggak konsisten, kami malah berakhir di restoran makanan Georgia karena saya tergiur cerita Junita tentang makanan sejenis kue dadar tapi terbuat dari keju.
Restoran Kuliner Khas Georgia
Kachapuri, roti khas Georgia berisi keju panas yang sekilas mirip pizza :D
Chicken Soup ala Georgia. Saya nggak suka sama dedaunan itu huhu

HARI KEEMPAT : Berkeliling Seharian
Menu jalan-jalan di hari keempat ini adalah semua tempat yang belum dikunjungi. Saya udah siap fisik dan mental untuk mengeksplorasi kota Saint Petersburg (Bah! Gaya kali si butet ini XD), karena saya udah menjadwalkan hari esoknya untuk ke Peterhof yang pastinya bisa memakan waktu seharian.
Dom Knigi di sebelah kanan
Jadi pagi itu saya dan Junita janjian untuk bertemu di depan Dom Knigi. Walaupun di hari pertama saya sempat mengunjungi Дом книги (Dom Knigi) dan setelah googling saya baru tau kalau di Dom Knigi ini juga terdapat kantor pusat VKontakte! OMG! kenapa baru tau sekarang ya, coba aja waktu di sana taunya, pasti saya bela-belain cari cara buat mampir ke kantor itu! Bagi yang nggak paham apa itu VKontakte atau pendeknya VK, VKontakte adalah sebuah jejaring sosial yang (sangat amat) mirip Facebook tapi hanya populer di Rusia dan sekitarnya walaupun bisa diatur dalam berbagai pilihan bahasa. Saya sendiri mulai menggunakan VKontakte sejak tahun 2009 dan secara pribadi lebih memilih menggunakan Facebook sih, karena selain cuma sedikit teman saya yang ada di VKontakte, bahasa Rusia saya juga amburadul, sedangkan di VKontakte, informasi yang dibagikan hampir seluruhnya dalam bahasa Rusia. Jadi sekarang saya cuma menggunakan VKontakte untuk chatting dengan teman saya.

Setelah ketemuan, kami pun mulai menyusuri tempat-tempat menarik yang ada di Saint Petersburg, dengan berjalan kaki. Iya, cukup jalan kaki aja. Karena kota ini kecil jadi kita bisa menjangkau banyak tempat hanya dengan modal kaki. Seru kan? Gara-gara itu saya jadi bermimpi untuk melanjutkan kuliah di Saint Petersburg hehehe.
  • Kazan Cathedral (Казанский Собор / Kazanskiy Sabor), salah satu katedral besar di Saint Petersburg yang letaknya persis di seberang Dom Knigi, hingga saat ini masih digunakan sebagai sarana ibadah, karena itu untuk menghormati jemaat yang ada, pengunjung dilarang mengambil foto di dalam katedral apalagi menggunakan flash, menurut teman saya sih bisa ditegur oleh petugas keamanan yang ada di dalam katedral. Walaupun begitu, tetap banyak yang mengambilnya dengan diam-diam, termasuk saya. Err.. :p
    Yep! Umat Kristen Orthodox memang mengenakan kerudung
    saat beribadah
    Antrian berdoa
    Kaum Mudanya pun ikut berdoa
    Mengantri untuk berdoa di altar
  • Church of the Savior on Spilled Blood (Церковь Спаса на Крови), gereja warna-warni ini adalah salah satu landmark yang wajib dikunjungi di Saint Petersburg. Sebenarnya agak mirip dengan St. Basil di Moskow, tapi yang satu ini juga nggak kalah cantik. Di depan gereja tersebut juga ada taman yang mengarah ke monumen patung Peter The Great serta tepi sungai Neva. Selain itu, di sekitar Church of the Savior on Spilled Blood ini juga terdapat beberapa penjual souvenir, tapi saya kurang paham untuk harganya, untuk pilihan barangnya sendiri sih sangat beragam dan bisa dijadikan alternatif jika saat di Moskow tidak sempat mampir ke Pasar Izmailova.
    Church of the Savior on Spilled Blood
    Salah satu kios penjual souvenir di sekitar Church of the Savior on Spilled Blood



  • Bronze Horseman (Медный всадник / Medniy Vsadnik) monumen perunggu dengan sosok Peter The Great yang pembangunannya diprakarsai oleh Catherine II atau yang lebih dikenal dengan nama Catherine The Great (Екатерина II Великая / Yekaterina II Velikaya) sebagai pemegang tahta kekaisaran setelah Peter The Great meninggal dunia. Peristiwa meninggalnya Peter The Great ini sendiri dipercaya merupakan bagian dari konspirasi Catherine The Great sendiri yang ingin mengambil alih tampuk kekuasaan suaminya, yaitu Peter The Great.
    Bronze Horseman
  • Griboyedov Canal (Канал Грибоедова / Kanal Griboyedova) sebenarnya sih "hanya" kanal dengan jembatan-jembatan kecil sebagai penghubung jalanan di kedua sisinya. Kita juga bisa mencoba tour di sungai Neva dengan menaiki boat dari kanal ini. Tapi maaf lho saya nggak nyoba, maklum deh traveler irit hehehe. Kanal ini populer karena di salah satu sisinya terletak Church of the Savior on Spilled Blood. Saat saya dan Junita baru kembali dari mengunjungi gereja tersebut, ada pemandangan menarik di tepi Griboyedov Canal, sore itu ada seorang seniman jalanan, udah lumayan tua tapi masih sangat enerjik. Beliau membawakan lagu-lagu khas Rusia sambil berdiri di atas tembok pagar pembatas kanal dengan menggunakan alat musik saxofon (kalau nggak salah sih namanya hehe), sempat ada turis dari Swiss yang memberikan selembar uang dan si bapak langsung bertanya asal si turis, kemudian membawakan salah satu lagu dari Swiss! Keren yaa.
    Boat untuk tour di Griboyedov Canal
    Seniman Jalanan di Griboyedov Canal
Malamnya sekitar jam 9 kami mampir ke sebuah restoran kecil khusus masakan Cina (Cina asli lho) yang terletak di di dalam pasar tidak jauh dari bangunan Gostiny Dvor. Tempatnya emang nggak strategis karena nyempil di antara ruko-ruko pasar, di lantai dua pula. Penanda kalau di situ lokasi restoran Cina cuma papan elektronik berjalan berwarna merah dengan tulisan Cina di bagian depan ruko. Herannya restoran ini selalu ramai, terutama oleh anak muda. Mungkin karena rasa masakannya yang lumayan enak bagi lidah Rusia maupun Asia itu sendiri, harga juga cukup murah dan terutama porsinya yang tergolong besar, bahkan dua kali mampir makan di sini, kami selalu membungkus sisa makanan yang masih banyak untuk dibawa pulang. Restoran ini hanya buka sampai sekitar jam 10.

2 comments:

  1. kak sumpah ini blog bikin aku serasa disana kalo baca sambil halu wkwk

    mungkin kalo diperbolehkan minta budget-budget-an kesana dong ka estimate nya hehe ^_^

    terima kasih sankyou

    rdgs,
    Ficky Ghariza

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS